Sabtu, 17 Januari 2015

Bawa pergi rindumu

Tlah tertutup rapat
Cerita kelam tak kan tersentuh
Oleh pandangan mu yang tak pantas 
Tlah ku yakinkan hati atas sikapmu 
Tetap bersemayam di kedukaan 
Meski tak terlihat oleh pandangan
Kau bisa membohongi aku
Tapi kau tak bisa lari dari salah mu
Kau tak mampu menutupi rindu itu
Kau tak kan mampu membohongi setiap mata atas airmatamu
Tapi aku tlah melewati masa sulit tak terbalaskan
Jangan paksa aku membuka kembali kedukaan hati 
Yang tlah lama bersemayam dalam keikhlasan 
Jangan kembali..
Tak ada tempat lagi utk mu disini
Aku tlah memaksa hati ku memahami keadaan
Aku tlah berdamai dengan kekecewaan
Aku tlah mengorbankan waktu dengan percuma
Aku tlah ikhlas separuh hati ku mati utk mu
Kau bawalah maksud mu menjauh
Kau bawalah harap mu di perjalanan itu
Kau simpan saja rindu yang menggantung 
Dan rasakan lah betapa tersiksanya kau kini 

Jangan menunggu sang waktu

Aku pun ingin rasakan segarnya dunia
Aku juga ingin tersenyum lepas
Jangan paksa aku melihat yg lalu
Jangan ajak aku mendengar ucapan palsu
Lepaskan..beban mu sesaat
Tarik nafas dalam dan semampumu
Lihatlah...
Ini bumi ku , ini juga bumi mu
Ini udaraku , ini juga milik mu
Masalah untuk dilewati tanpa harus kau berlarut seperti batu yg terkikis oleh air
Jadilah sungai yg hanya lalui wadah nya
Mari melangkah bersamaku
Tinggalkan tempat berdebu itu
Tak ada yg melarang untuk memilih takdir 
 nasib mu ,nasib ku tidak mungkin sama
Kesempatan itu luas 
Langkahkan kaki mu dimana kau mampu
Bentangkan mimpi mu
Dan mulailah kau rakit cita cita mu
Jangan menunggu waktu yang hanya berlari di lingkaran 

Amarah Mu

Apa yg bisa tangan ini lakukan?
Apa yg ada dibenak setiap kepala?
Ada masa dimana semua terpaku dan bertanya
Dimana Dia yg katanya Tuhan ...
Sedang marah kah Dia ???
Aku dan kamu mendengar...
Merasakan...
Keganasan itu masih terasa disini
Jangan bertanya padaku
Mengapa memanggil Nya saat terpuruk dan tak tentu arah 
Aku mendengar lirih teriakan itu
Aku melihat pilu airmata berjatuhan
Aku merasakan kehancuran itu 
Aku memandang hampa atas amarah Nya
Bumi tlah terlarut oleh keindahannya
Mungkin Dia rindu atas tangisan kita
Atau Dia rindu kita memanggil nama Nya
Jangan salahkan Dia atas ini semua
Raga yg sudah terlanjur hancur tak berbentuk 
Atau roh roh yang sudah di peluk pulang tak kan menyentuhkan Dia utk menerima penyesalan kita
Katakan padaku dimana ruang utk bisa ku kembalikan senyum Nya? 
Katakan padaku dimana Dia memaafkan kesalahan kesalahan ini?
Tuhan...jangan Kau larutkan kami dalam kehancuran
Tuhan...jangan Kau sentuh kami pada kesesatan
Tuhan...bisiklah kami dalam teguran Mu
Tuhan...peluk kami dalam jiwa yang sudah Benar 
Agar tak pernah hadir penyesalan itu.

Ayah

Bibirku bukan tak mampu berucap
Mataku bukan tak mampu menatap
Aku diam bukan karena amarah
Aku diam mengenang ucapanmu
Aku diam masih merasakan pelukanmu
Aku menangis masih ingat pesanmu
Aku disini demi pertempuran hidup
Ingatanku jangan kau ragukan
Jangan bertanya pada sang waktu
Jangan meminta hujan dariku
Jangan berpaling pergi dariku
Andai pikiranku mampu kau baca
Atau dapat kau lihat untaian doa yang tlah ku ukir 
Kau akan percaya itu dari penglihatanmu
Ayah...jangan membenciku
Ayah...jangan pergi dariku
Ayah...peluklah aku lagi
Ayah...namamu masih didoa ku
Ayah...aku masih memegang pesanmu
Ayah...aku anakmu
Masih inginkan kau bahagia disisa umurmu yang renta kini

Aku dan waktu

Aku berterima kasih
Pada sang mentari
Pada harum rerumputan
Pada alam disekelilingku
Pada dia yang tersenyum padaku
Perjalananku yang panjang
Melelahkan tapak tapak kehidupan
Tapi tidak hatiku
Dia masih luas
Melebihi samudra yang kulihat
Aku masih punya cinta
Yang mereka tidak miliki
Aku punya raga yang tak mau menyerah
Meski kau tau aku sudah menua
Karena jiwa ku yang tetap membujang
Tak pernah menyurutkan niat ini
Mengejar mimpi indah
Perjalananku menyelami liku liku kerdil perjalanan
Jangan menyerah itu pesan ayahku
Jangan kecewa itu pesan ibuku
Waktu tak mundur menemuimu kembali
Waktu terus berlari ..
Jangan sampai aku terlambat
Karena aku tak mau sang waktu mengalahkan mimpi mimpiku

Dua dimensi

Hanya bayangmu
Hanya namamu
Hanya kenangan
Hanya kerinduan
Waktu yg tak mampu mundur
Membentang jarak kini
Di dua dimensi waktu
Takkan tergantikan oleh dinding pemisah
Tidakkah kau rasakan desahan angin
Tidakkah kau hirup udara itu lagi
Tersenyumlah padaku
Jangan diam membisu dan kaku
Dimana letak waktu itu
Agar mampu kau panggil namaku
Ajari aku untuk bisa melewatinya
Jangan ucapkan selamat tinggal
Mata mereka berbinar binar
Menatap sosok yg menyerupai dirimu
Aku yakin ini hanya ilusi
Panggillah aku kekasih ku
Setega itu kah kau kini?
Dimensi ini hanya membentangkan jarak sesaat
Aku menantimu disini
Dan terus menantimu
Jika mampu ku tembus waktu
Panggillah aku kekasih ku
Aku disini bersama cinta kita